RADEN BRATASENA
Bratasena adalah putra Prabu Pandu Dewanata dengan seorang Ibu Kunti. Dan ketika lahir Bratasena sudah membikin geger, menjadikan semua bingung, karena kelahirannya berwujud bungkus, tubuhnya diselimuti se- laput yang susah sekali robek dengan senjata apapun. Bungkus itu diruwat oleh Gajah Sena.
Bratasena tinggal di Kasatrian Johdipati, ia disebut juga Bima, Werkudara, Bayu Sena. Ia merupakan putra kedua dari keluarga Pandawa sehingga disebut Panengah. Yang Pembarep adalah Puntadewa Raja Amarta, adik Bima atau yang nomor tiga adalah Arjuna, serta yang keempat dan kelima lahir kembar merupakan saudara tiri bernama Nakula dan Sadewa.
Disamping memiliki saudara-saudara Pandawa, Bratasena juga memiliki saudara tunggal bayu, yaitu Anoman, Situbanda, Jajahwreksa, dan Maenaka.
Ketika masih muda dia pernah mencapai keberhasilan dengan membabat hutan Mertani Wilayah Astina yang kemudian dibangun menjadi sebuah negara yang bernama Amarta. Walau sesungguhnya Bima mempunyai watak tegas, keras, kaku, mudah marah, namun Bima suka menolong serta baik hati. Dan Bratasena memiliki Ajian Bandungbandawasa dan Blabak Pengantol-antol, serta mempunyai Gada Lukitasari atau disebut juga Gada Rujakpolo, serta Kuku Pancanaka.
RADEN BRATASENA
Raden Bratasena beristeri tiga, yaitu Dewi Arimbi dari Pringgodani me- nurunkan putra Raden Gatutkaca. Istri yang kedua bernama Dewi Nagagini dari kahyangan Sapta Pertala dan mempunyai satu putra berjuluk Antareja, serta yang ketiga beristri Urangayu dari kahyangan dasar samodera dan mempunyai putra Antasena.
Bratasena juga merupakan orang yang patuh, jujur, dan suka membalas kebaikan kepada siapapun yang telah berbuat baik padanya, serta akan ber- buat jahat kepada yang telah melakukan hal-hal yang tidak baik padanya.
Bratasena tak pernah memakai bahasa halus pada siapa pun juga, walaupun kepada Dewa, yang dipergunakan bahasa ngoko, serta tak pernah menyembah kepada siapapun. Tetapi selama hidupnya hanya sekali, ia ber- bahasa halus yakni ketika ia bertemu dengan Dewa Ruci, seorang Dewa kerdil, yang dianggap Dewa sejati. Tetapi kekasaran bahasanya itu penuh dengan kebijaksanaan. Ia tak pernah berdusta. Sebab kesucian jiwanya, Bratasena senantiasa mendapat kebenaran.
Post a Comment for "RADEN BRATASENA"
Add your message to every single people do comment here