Perbedaan Cerita Wayang dengan Kitab Mahabarata 1
Wayang - Cerita Pewayangan tidak sepenuhnya sama dengan cerita yang terdapat dalam kitab Mahabarata dan Ramayana, walaupun jelas cerita inti wayang diambil dari kedua kitab itu. Perbedaan terbesar adalah yang menyangkut filsafatnya. Karena Filsafatnya berbeda jalan ceritanyapun terkadang juga ada bedanya. Bahkan kadang kala untuk menghadirkan filsafat Jawa sebagai pengganti filsafat Hindu pada seni wayang, ditampilkan tokoh-tokoh rekaan seniman Jawa yang tidak ada pada Kitab Mahabarata maupun Ramayana.
Berikut ini adalah contoh bagian-bagian dari pe-wayangan Indonesia, khususnya Wayang Purwa, dan kitab Ramayana atau Mahabarata yang mencerminkan perbedaan itu. Selain berbeda dengan sumber aslinya yang ditulis oleh Wyasa dan Walmiki, sumber tertulis mengenai pewayangan di Indonesia pun satu dengan lainnya juga banyak berbeda. Pemuatan petikan-petikan berikut ini dimaksudkan untuk lebih meyakinkan adanya perbedaan itu.
Dewi Amba |
DEWI AMBA dalam pewayangan disebutkan mati karena terpanah secara tidak sengaja oleh Dewabrata alias Bisma. Sedangkan dalam Kitab Mahabarata ia mati karena usia tua setelah bertapa di hutan. Selain itu, dalam pewayangan Dewi Amba tidak mendendam dan hendak membalas kematiannya pada Bisma, melainkan menjemput kematian pria yang didambakannya itu untuk diajak hidup bersama di alam kekal. Jadi unsur cinta Dewi Amba pada Bisma tampak kuat dalam pewayangan, sedangkan di Kitab Mahabarata, unsur dendam Dewi Ambalah yang menonjol. Menurut Mahabarata Dewi Amba menitis pada Dewi Srikandi lalu membunuh Bisma dalam Baratayuda dengan tujuan membalas
dendam atas kematiannya.
ANOMAN menurut Serat Utarakanda yang bersumber Mahabarata masih tetap hidup sampai saat ini. Dalam karya sastra Jawa itu disebutkan bahwa jika nama Prabu Ramawijaya masih tetap disebut-sebut di masyarakat, maka berarti Anoman belum mati. Sedangkan dalam Serat Mayangkara, Anoman sudah mati pada zaman pemerintahan Prabu Jayabaya, raja Kediri.
BATARA KALA menurut pedalangan di Indonesia adalah putra Batara Guru yang terjadi karena salah kama. Ibunya adalah Dewi Uma yang kemudian menjadi Batara Durga, dan dianggap sebagai istri Batara Kala. Menurut Serat Utarakanda yang bersumber Mahabarata, Batara Kala adalah putra Batara Brahma.
Tetapi menurut pewayangan di Pulau Bali, Batara Kala adalah penjelmaan dari Batara Siwa, alias Batara Guru.
DEWI SINTA menurut Ramayana karangan Walmiki, setelah dibebaskan dari tangan Prabu Dasamuka, oleh Prabu Ramawijaya dibawa kembali ke Ayodya lalu diceraikan. Cerita seperti ini juga disebutkan dalam Utarakanda. Namun menurut Serat Ramayana berbahasa Jawa Kuna, Dewi Sinta tidak pemah diceraikan, melainkan tetap menjadi istri Prabu Ramawijaya.
Selain itu, menurut Ramayananya Walmiki, bayi Sinta ditemukan oleh Prabu Janaka ketika raja Mantili itu memimpin upacara pembajakan pertama. Mata bajak Prabu Janaka menabrak sebuah kotak besi yang temyata berisi bayi. Prabu Janaka lalu memberi nama Sinta pada bayi itu, untuk mengingat bahwa bayi itu ditemukan sewaktu terantuk ujung mata bajaknya. Ujung mata bajak dalam bahasa Sanskerta memang disebut Sinta.
Padahal dalam pewayangan, bayi Sinta ditemukan Prabu Janaka dalam sebuah peti kayu (kendaga) yang hanyut disungai, dan dalam peti kayu itu ada bekal berupa ketupat sinta. Nama Sinta diberikan karena bayi itu ditemukan berbekal ketupat sinta.
Dewi Sinta |
ASWATAMA menurut Mahabarata mati oleh panah Arjuna setelah ia melarikan diri dan bersembunyi di dalam hutan. Hutan itu diporak-porandakan oleh Bima sehingga Aswatama terpaksa keluar dari persembunyiannya dan begitu muncul disambut oleh panah Arjuna. Tetapi dalam pergelaran Wayang Kulit Purwa diceritakan Aswatama mati kena anak panah Pasopati yang tertendang kaki bayi Parikesit. Peristiwa ini terjadi sesudah Aswatama berhasil membunuh Dewi Srikandi, Drestajumena dan Pancawala.
berlanjut di Perbedaan Cerita Wayang dengan Kitab Mahabarata 2
Sumber : Ensiklopedi Wayang Indonesia - Jilid 1 [A-B]
SENA WANGI ( Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia)
kalau kitab ramayana apa boss
ReplyDelete