Bima alias Abilawa, Jagal
JAGAL ABILAWA, Wayang Kulit Purwa gagrak Cirebon koleksi Drs. Sulaeman Prinnodigdo |
Wayang - ABILAWA, JAGAL, adalah nama samaran yang digunakan oleh Bima ketika ia bersama saudara-saudaranya. para Pendawa lainnya, dan Dewi Drupadi bersembunyi di Kerajaan Wirata. Ini terjadi sesudah para Pendawa yang di sertai Dewi Drupadi selesai menjalani masa pembuangan di hutan selama 12 tahun, karena kalah di meja judi. Menurut perjanjian yang telah di sepakati antara pihak Pandawa dan Kurawa, sesudah masa pembuangan itu Pandawa harus bersembunyi dan menyamar selama satu tahun. Bilamana dalam waktu setahun itu salah seorang diantara para Pandawa dapat ditemukan dan di kenali penyamarannya oleh Kurawa, mereka harus menjalani hukuman pembuangan di hutan selama 12 tahun lagi.
Dalam penyamarannya Bima alias Abilawa bekerja sebagai penyembelih hewan ternak yang dalam bahasa Jawa disebut jagal. Ia bekerja pada seorang juru masak Istana Wi rata bernama Jagal Welakas. Selama setahun bersembunyi di Kerajaan Wirata, Abilawa sempat membunuh tiga orang senapati Wirata yang bernama Rajamala, Rupakenca, dan Kenca karupa. Mereka adalah ipar raja Wirata, Prabu Matswapati. Ketiga senapati Wirata yang sakti itu sebenarnya berniat hendak meruntuhkan wibawa raja,
untuk kemudian mengambil alih kekuasan.
Rupakenca dan Kencakarupa menan tang Seta, Utara, dan Wratsangka dalam pertandingan adu manusia sampai mati. Taruhannya adalah hak atas Kerajaan Wirata. Seta, Utara dan Wratsangka adalah putra Prabu Matswapati. Yang menjadi jago di pihak Rupakenca dan Kencakarupa adalah Rajamala. Sedangkan yang menjadi jago di pihak Seta, Utara, dan Wratsangka adalah Jagal Abilawa' Dengan bantuan Arjuna yang ketika itu menyamar sebagai Kendi Wrahatnala, Bima yang menggunakan nama Jagal Abilawa akhirnya dapat membunuh ketiga senapati Wi rata itu. Itulah sebabnya, Prabu Mastwapati sangat berterima kasih pada Abilawa.
Dalam pedalangan , kisah terbunuhnya Rajamala diceritakan dengan amat menarik. Perang tanding adu kesaktian antara Rajamala dan Bima terjadi sampai berhari-hari. Pad a suatu kesempatan Bima berhasil menancapkan kuku Pancanaka ke dada Rajamala, yang segera rebah ke tanah dan tewas. Bima merasa puas, karena kelelahannya membuahkan hasil. Tetapi saat itu Kencakarupa dan Rupakenca segera mengangkat mayat Rajamala dan diceburkan dalam sebuah kolam yang disebut Sendang Panguripan di tepi gelanggang. Begitu terbenam di air kolam itu, mendadak Rajamala hidup dan segar kembali.
baca juga : Asal-usul Wayang
Jagal Abilawa, gambar grafis Wayang Kulit Purwa Gagrak Surakarta (kiri), dan gagrak Yogyakarta (kanan) |
Sambil berteriak-teriak menantang Abilawa, Rajamala masuk lagi ke gelanggang. Abilawa pun segara meladeni tantangan itu. Perang tanding berlanjut, dan Rajamala tewas lagi. Lalu Kencakarupa dan Rupakenca menceburkan lagi mayatnya ke Sendang Panguripan, dan hidup kembali.
Demikian berkali-kali sehingga Bima kehabisan tenaga. Ia mundur meninggalkan gelanggang. Hal ini menyebabkan Seta dan Utara marah. Keduanya mendesak Abilawa agar segera kembali ke gelanggang. Baru setelah Abilawa makan tujuh tumpeng nasi dan delapan ingkung ayam, ia kembali ke gelanggang. Kali ini ia membunuh Rajamala, Kencakarupa, dan Rupakenca sekaligus.
Mengenai kematian Rajamala ini, versi lain menyebutkan adanya peran Arjuna, yang pada masa itu juga menyamar dengan nama Kendi Wrahatnala.
Jelasnya begini ceritanya .....Abilawa Perang Melawan Rajamala
Sumber : Ensiklopedi Wayang Indonesia - Jilid 1 [A-B]
SENA WANGI ( Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia)
Post a Comment for "Bima alias Abilawa, Jagal"
Add your message to every single people do comment here